Perempuan, dalam Kisah Semalam.
Redam. Beberapa buah lilin beragam warna mulai redam, napasku membunuh sinar kecil itu dalam kegelisahan. Aku sedang berdiam di teras, melepas pandang pada angin serta sisa-sisa lelah yang habis pasrah ditelan malam. Bandung kadang tak bersahabat—aku tak suka, terlebih soal kesepian yang mulai menceracam, ia dalangnya. Masuk dini hari, tepat sewindu sudah kala bunda meninggalkan surat permohonan maafnya di nakas, membawa barangnya pergi tepat di hari jadi anaknya ini. Aku tidak marah, tidak pernah. Dedaunan yang terjun dari pohon rindang mulai bergesekan, berlarian mengejar kawanannya yang digusur angin. Sangat banyak, suaranya berbisik nyaring sampai di tempat aku tergagu, di kursi jati tua tanpa busana yang dulu selalu ayah idamkan. Barangkali kalian bertanya kemana ia pergi, jawabnya ya menyusul bunda. Kisah kasi...